Langsung ke konten utama

Dari Schleprock, ke The Generators hingga Radical Records

Kematian Douglas Scott Kane hari ini (waktu Amerika), membuat saya kembali mendengarkan karya mendiang bersama Schleprock, bertajuk (America's) Dirty Little Secret (Warner Bros, 1996). Ini merupakan satu-satunya album kugiran asal  Los Angeles, California, tersebut, yang beredar resmi di dalam negeri.

Schleprock bubar tak lama setelah debut major labelnya rilis. Seperti halnya Green Day dan Jawbreaker, band ini juga mengalami resistensi oleh komunitas punk di Amerika. Cap sell out pun, tak terelakkan lagi. Tak berapa lama Doug kembali membentuk band, bernama The Generators.

Secara sound band barunya itu, tidak jauh berbeda dengan album terakhir Schleprock. Mengapa saya bilang tidak jauh berbeda dengan album terakhir mereka, sebab sekitar 2000-an awal saya pernah memesan album lain mereka lewat toko Aquarius Pondok Indah, dan musiknya berbeda dengan materi di album (America's) Dirty Little Secret.

The Generators merupakan pengejawantahan selera musik Doug, yang condong ke UK Oi!/punk. Demikian karena sebelum membentuk Schleprock, mendiang pernah tergabung di Doug & The Slugz. Yang konon salah satu band perintis Oi! movement, di wilayah West Coast Amerika. Tapi sayangnya band tersebut, baru merilis karya enam tahun belakangan.

Namun selain Schleprock, karya mendiang juga bisa kita dengarkan di kompilasi Never Mind The Sex Pistols Here's The Tribute (Radical Records, 2000). Di kompilasi itu, mereka membawakan ulang “No Feelings” milik Sex Pistols. Saya juga baru ingat, setelah berdiskusi dengan Yasser teman saya. Dan ini satu-satunya karya The Generators, yang bisa kita dengarkan di Tanah Air. Karena kompilasi itu beredar resmi di sini.

Radical Records adalah label independen, yang berbasis di New York. Label ini didirikan oleh Keith Masco pada 1990. Radical Records banyak merilis album bercorak street punk, Oi!, dan ska.

Aneh memang, bila biasanya kaset-kaset band punk yang beredar di sini, kebanyakan besutan mayor label. Dan hanya beberapa rilisan label independen, yang beredar resmi di Tanah Air. Selain Epitaph Records, Revelation Records (cuma satu rilisan), Victory Records (cuma satu rilisan), Roadrunner Records, Onefoot Records (hanya dua rilisan), serta Drive-thru Records. Namun kalau dihitung-hitung, ternyata lebih banyak rilisan dari Radical Records, yang bisa dijumpai di toko kaset saat itu.

Total ada sepuluh rilisan Radical Records, yang terdistribusi ke Tanah Air lewat Aquarius Musikindo. Seperti: Never Mind The Sex Pistols Here's The Tribute, Boycott Radical Records - A Label Sampler, Oi!/Skampilation Vol. #1, Oi!/Skampilation Vol. #2, Oi!/Skampilation Vol. #3,  A Tribute To The Exploited - Troops Of Today, Inspecter 7 Banished To Bogeyland, The East Coast Of Oi!, Blanks 77 C.B.H., The Agents <401>.

Seingat saya semua kaset ini beredar sekitar 1999-2000. Meski beberapa diantara telah rilis lama di negara asalnya.

Dulu kaset-kaset tersebut, saya dapatkan di sebuah toko kaset kecil di Arion Plaza, yang terletak di lantai satu. Jadi ada tiga toko kaset di pusat perbelanjaan tersebut, dua lagi di lantai dasar. Namun yang cukup update, dan kerap ditempeli pamflet gig di pintunya, yang di lantai satu.

Kehadiran Radical Records adalah sebuah keniscayaan, di tengah langkanya mencari rilisan bergenre punk dan ska, yang resmi masuk toko kaset saat itu. Ia jadi semacam oase di tengah gurun. ***

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Team Records dan Punk Rock di Tanah Air Era 80-an Dayan dan teman wanitanya, di Casa Pub, circa 1988 Sedikit flashback sekitar tahun 2020 saat pandemi melanda, saya pernah mewawancarai Dayan vokalis band The Supid Prisoner (kadang hanya disebut; The Stupid), untuk mengetahui punk movement di Ibu Kota, Jakarta, pada akhir dekade 1980. Kala itu lewat WhatsApp Call , saya mengajukan beberapa pertanyaan, salah satunya apa sih yang dibawain The Supid Prisoner waktu manggung dulu. Namun jawaban pria kelahiran 1968 itu, agak mengejutkan. Dia mengaku pada tahun segitu sudah bawain U.K. Subs, The Exploited, G.B.H., di samping Sex Pistols. Bahkan dia juga telah mendengarkan Misfits dan Dead Kennedys. Sebagai bukti, Dayan lalu mengirimkan beberapa foto lawas. Nampak di foto itu, dia mengenakan kaus Dead Kennedys bergambar patung Liberty, yang ditodong pistol. Sedangkan Kiki gitarisnya memakai kaus Misfits, saya lihat numeric date di foto tertera tahun 1989. Di foto lain, terlihat Dayan jug
  Punk Gay: Garang Tapi Melambai Berbekal alamat korespondensi yang tertera di sampul album Operation Ivy, pada tahun 1999 akhir saya beranikan diri berkirim surat ke Lookout Records. Setelah menunggu dua bulan, surat saya dibalas plus katalog, poster promo, dan sticker. Rasanya senang bukan kepalang, karena saya jadi tahu semua band yang dinaungi oleh label besutan Larry Livermore tersebut. Diantara band-band itu, ada satu yang menyita perhatian saya yaitu Pansy Division. Jujur saja sebagai straight guy , saya geli melihat sampul album-album mereka. Terserah bila kalian cap saya homophobia. Karena alasan itulah saya enggan tahu lebih jauh tentang mereka. Sebetulnya saya sudah notice band ini dari soundtrack film Angus. Bahkan sewaktu Green Day berada di Jakarta ─ dalam sesi interview dengan majalah Hai ─ Mike Dirnt mengenakan kaus putih bertuliskan Pansy Division.   Setelah era internet merebak, saya baru tahu kalau ada skena queercore dalam kultur punk, dan Pansy Divison sal
Reptil, Band Punk Lokal di Layar Kaca Era 90-an Di tengah kenaikan harga bahan pokok, anjloknya nilai tukar rupiah, dan konstelasi politik yang tak menentu pada 1998, ternyata tidak terlalu berpengaruh pada industri musik arus utama dalam negeri. Sektor ini terus menggenjot talenta-talenta baru hadir kepermukaan. Nama-nama yang sudah tersohor pun, tak ketinggalan merilis album seperti; Slank hadir dengan album Tujuh, Potret dengan Café, Jamrud dengan Terima Kasih, Kahitna dengan Sampai Nanti, Gigi dengan Kilas Balik, dan seterusnya. Album kompilasi pun marak. Seperti Metalik Klinik II, Alternatif Mania, Indie Ten, Indienesia dan lain sebagainya. Hadirnya kompilasi-kompilasi tersebut menunjukkan bila industri arus utama, juga menaruh perhatian dengan band-band sidestream . Serta menjadi bukti akan eksistensi aneka genre yang ada dalam ranah musik Tanah Air. Menariknya kompilasi-kompilasi tersebut tak hanya memuat musik rap, alternatif, funk, dan metal saja, bahkan punk pun ters