Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022
Bukan Musisi, 5 Jenderal Ini Ternyata Pernah Menghasilkan Album Rekaman Kalau masyarakat umum hobi bermusik atau ngeband mungkin terlihat lumrah. Namun bagaimana kalau tokoh militer berpangkat jenderal yang hobi bermusik? tentu menjadi hal yang menarik. Sulit memang membayangkan sosok jenderal yang sering diasosiasikan dengan imej kaku dan tegas, bisa menjadi sosok penghibur. Namun demikian adanya. Ya, hobi mampu menjadikan seseorang terlihat berbeda dengan kesehariannya. Diketahui mendiang Jenderal Ahmad Yani juga hobi mendengarkan musik, terutama keroncong. Namun kalau sekedar mendengarkan rasanya biasa saja. Sebab rata-rata kebanyakan orang juga hobi mendengarkan musik. Lain hal kalau menyanyi, mencipta lagu, sekaligus menelurkan album, itu baru luar biasa. Contohnya, seperti yang dilakukan sosok-sosok Jenderal berikut ini : 1. Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Imam Santoso Namanya sering dikaitkan orang dengan guyonan Gus Dur. Selain itu, dia dikenal pula dengan julukan "T
Buglite Band Pop Punk Antah-berantah yang Albumnya Rilis di Tanah Air Duta Suara jalan Sabang adalah salah satu tempat favorit saya. Dengan mengantongi duit sebesar 20 – 25 ribu saja, sudah pasti saya pergi ke sana. Dari Rawamangun saya naik bis PPD 973, lalu turun di Sarinah, untuk kemudian jalan kaki menuju Duta Suara. Menjelajahi rak-rak kaset sesuai abjad, guna menemukan “hidden gem” adalah ritual yang selalu saya lakukan. Tak lupa juga saya mengecek papan aklirik chart lagu radio yang berada di kasir. Biasanya kalau kasetnya masuk ke toko, oleh pihak Duta Suara akan dicontreng pakai stabilo. Suatu hari ketika saya melihat-lihat kaset di sana, saya terhenti di rak abjad B, dan mengambil kaset Buglite  Love and Other Sorrows (1996). Lalu saya ambil dan amati, setelah cukup lama saya menimbang-nimbang, akhirnya saya putuskan untuk membelinya. Sebelumnya saya tidak tahu Buglite, sampai saya membeli kaset 360 degree (1997) Latex Generation. Dari daftar terima kasih mereka, tersebutla
Nostalgia, Ini 13 Album Punk Rock 90-an Besutan Major Label yang Beredar di Tanah Air Setelah Green Day sukses di ranah mainstream pada pertengahan dekade 1990, sebagian label mayor mulai melirik punk rock sebagai hal yang profitable . Meski demikian, tak serta-merta banyak band punk yang ingin bergabung. Padahal bila merunut ke belakang, sesungguhnya punk rock memiliki kedekatan dengan label mayor. Seperti Sex Pistols pernah bernaung di EMI lalu di Virgin. The Clash dan The Vibrators di Epic. The Saints di EMI, Slaughter & the Dogs di Decca dan lain sebagainya. Berkembangnya prinsip ‘Do It Yourself’ atau DIY pada dekade 80-an, membuat wajah punk rock tak lagi bersahabat dengan label mayor.  Cap “Sell out” pun menjadi momok yang ditakuti. Di tengah derasnya penolakan terhadap label mayor, Dookie muncul menjadi antitesis. Akan tetapi Green Day bukan satu-satunya band punk rock yang berlabuh ke label mayor pada dekade 1990. Selain Green Day ada Social Distortion yang menelurkan albu
Jarang Terekspos, 5 Rock Star Ini Nekat Mengakhiri Hidup Secara Tragis Kasus bunuh diri di kalangan rock star memang sering terjadi. Tercatat rock star yang melakukan bunuh diri ada Ian Curtis (Joy Division), Wendy O. Williams (The Plasmatics), Kurt Cobain (Nirvana), Michael Hutchence (INXS), Doug Hopkins (Gin Blossoms), Chester Bennington (Linkin Park), Chris Cornell (Sound Garden), Keith Flint (Prodigy), dan lain-lain. Bunuh diri adalah fenomena sosial yang bisa menghinggapi seluruh lapisan masyarakat. Banyak hal yang melatarbelakangi, mengapa orang nekat melakukan tindakan tersebut. Tapi yang namanya hidup, ya pasti ada saja permasalahan bukan? Yang penting seberat apapun masalah atau tekanan yang kita hadapi, pastikan untuk tetap berpikir logis dan yakin, niscaya ada jalan keluar. Di samping itu, kita juga mesti memberi dukungan bilamana ada kerabat kita yang mengalami gejala depresi. Karena depresi tidak bisa dibiarkan, rujuk mereka ke psikiater terdekat, agar dapat ditangani sege
Mengenal Ilustrator Dibalik Sampul-Sampul Album Fenomenal Hingga sekarang sampul album menjadi hal yang penting dalam sebuah produksi rekaman. Sampul album dibuat tak hanya untuk merepresentasikan atau melindungi produk rekaman tersebut saja, terkadang sampul dikreasikan sedemikian rupa guna memikat calon pembeli. Beberapa sampul album bahkan bisa dikatakan ikonik dan memorable . Namun dari berbagai wujud sampul yang ada, pada kesempatan ini kita hanya akan membahas sampul album, berwujud desain ilustrasi saja.  Beberapa desain ilustrasi sampul album rock, seperti sampul album Goo karya Raymond Pettibon, sampul debut album Bad Brains karya Donna Lee Parsons, atau sampul album Appetite for Destruction (versi salib) milik Guns N' Roses yang dibuat oleh Billy White Jr, bisa dikatakan sebagai sampul-sampul album yang memiliki karakter kuat. Nah, selain nama-nama tadi masih ada lagi beberapa perupa, yang karya visualnya sangat populer dan khas, namun kita kurang mengenal pembuatnya. Ber
 ...And Out Come the Wolves Milik Rancid, Hari ini Genap Berusia 26 Tahun Selain Green Day, Rancid bisa dibilang salah satu band punk rock yang paling populer di Tanah air. Banyak remaja yang terjun menjadi seorang punker setelah mengenal dua band tersebut. Hanya bedanya Green Day tidak merepresentasikan punk dari segi penampilan. Sedangkan Rancid, dari sampul depan ...And Out Come the Wolves saja sudah sangat identik. Terlebih di tengah minimnya referensi, album tersebut jadi acuan mereka yang sedang mencari bentuk, bagaimana penampilan luar seorang punker seharusnya. Tepat pada hari ini ...And Out Come the Wolves, genap berusia 26 tahun. Sepanjang karirnya Rancid telah menghasilkan sembilan album dan empat diantaranya rilis di Tanah air. Namun dari kesemuanya hanya ...And Out Come the Wolves, yang bisa dikatakan berhasil dari aspek penjualan, sehingga diganjar predikat Platinum oleh Recording Industry Association of America (RIAA) pada 2004 silam. Album ketiga milik kuartet asal Berk
 Memperingati 27 Tahun, album terlaris NOFX ‘Punk in Drublic’ Saya membeli kaset Punk in Drublic sekitar tahun 1996, agak telat memang, maklum sebagai anak SMA uang jajan saya kala itu juga tak seberapa.  Awalnya saya tidak tahu kalau NOFX itu band punk, saya membelinya karena pada album tersebut tercantum kata "Punk", disamping itu labelnya -Epitaph- sama dengan Rancid ...And Out Come the Wolves, yang kasetnya telah saya koleksi lebih dulu. Dengan berbekal dua kisi-kisi itu lah akhirnya saya membeli Punk in Drublic. Sepintas mirip tebak-tebak buah manggis, sehingga tak jarang kaset yang dibeli salah. Seperti saya membeli kaset Overkill, hanya karena nama itu ada dalam sampul kaset All Ages Bad Religion. Demikian karena sumber informasi amat sangat terbatas. Berbicara tentang Punk in Drublic, tepat pada hari ini album penuh kelima milik NOFX tersebut, menginjak usia yang ke-27. Album ini dianggap salah satu album esensial, dan turut andil dalam ledakan punk rock revival pada
Memperingati 26 Tahun iAdios Amigos! Album Perpisahan Ramones ¡Adios Amigos! merupakan karya terakhir yang dipersembahan oleh Joey Ramone, Jhonny Ramone, Marky Ramone dan C.J. Ramone. Ibarat sebuah buku maka ¡Adios Amigos! adalah bab penutup. Setelah 22 tahun Ramones berkecimpung dalam industri musik rock dunia. Tepat pada hari ini, album tersebut berulang tahun yang ke-26. Bagi penikmat musik punk rock di Indonesia, ¡Adios Amigos! adalah album keempat yang dirilis secara resmi di Tanah air. Sebelumnya ada Brain Drain, Mondo Bizarro, dan Acid Eaters. Meski begitu pada dekade 1980 album-album bajakan Ramones juga telah beredar di toko-toko kaset, hasil produksi dari Team Records. ¡Adios Amigos! adalah album penuh ke-14 mereka. Secara katalog ini merupakan album ketiga Ramones yang rilis di bawah bendera Radioactive Records dan album ketiga pula bagi C.J. bergabung di Ramones. Proses rekamannya berlangsung di Baby Monster Studio, pada Januari hingga Februari 1995. Nama-nama seperti Cypre
  New Miserable Experience, Judul Album yang Menjadi Kutukan bagi Gin Blossoms Banyak orang bilang kalau berkata atau berpengharapan hendaknya yang baik-baik saja, karena bisa saja itu menjadi kenyataan. Hal tersebutlah yang menimpa band alternatif rock asal kota Tempe, Arizona, Gin Blossoms. Tepat pada hari ini, 29 tahun lalu mereka melepas album kedua berjudul New Miserable Experience, di bawah label A&M Records. Sesuai judulnya, maka album tersebut bener-benar menjadi pengalaman baru yang menyedihkan. Baru, karena ini merupakan debut album mereka di bawah label besar. Menyedihkan, karena mereka harus kehilangan seorang mantan personil secara tragis. Bisa dibilang situasi ini menjadi momen paling canggung dalam perjalanan karir mereka. Ketika baru saja mengecap kesuksesan, mereka justru dirundung duka. Kejadian tersebut bermula dari dipecatnya Doug Hopkins, gitaris, pendiri, sekaligus penulis utama lagu-lagu mereka. Dari 12 lagu yang terdapat dalam album tersebut, empat diantaran